Sistem Pendeteksi Keamanan Jaringan

SISTEM PENDETEKSI DAN PENAHAN SERANGAN JARINGAN

1.      SISTEM PENDETEKSI SERANGAN JARINGAN
Sistem pendeteksi serangan jaringan adalah Sistem pendeteksi gangguan (IDS – Instrusion Detection System) dan sistem pencegah gangguan (IPS – Intrusion Prevention System) merupakan teknologi yang relatif masih baru dalam masalah keamanan jaringan. Teknologi ini terus dikembangkan untuk dapat tetapup-to-date dengan perkembangan ancaman/gangguan terhadap komputer.
Diprediksi sebagian dari pengembangannya mungkin diarahkan pada yang disebut proaktif intelijen IPS, yang secara aktif menghentikan ancaman/gangguan komputer. Proaktif intelijen IPS diharapkan lambat laun akan menggantikan IDS pasif yang hanya memantau ancaman/gangguan.
Namun alih-alih mengganti IDS dengan IPS, organisasi/institusi mulai menerapkan kedua teknologi itu dengan cara menggabungkannya untuk memperoleh sistem keamanan jaringan yang lebih baik. Bahkan untuk menekan ongkos pembelian kedua alat itu, beberapa vendor mulai mengintegrasikannya kedalam sebuah alat yang disebut IDPS (Intrusion Detection and Prevention System).
Ternyata IDS dan IPS menjadi lebih baik ketika kedua teknologi itu diintegrasikan dalam sebuah alat. Ia dapat berfungsi sebagai sebuah virtual device, IDS pada internal dan IPS pada network perimeter. Dengan cara ini IDPS dapat mendeteksi keanehan-keanehan pada jaringan, sekaligus menghentikan serangan.

2.      SISTEM PENAHAN SERANGAN JARINGAN

Sistem penahan serangan jaringan adalah
a.       Mencegah serangan/gangguan dalam jaringan
IDPS adalah peralatan keamanan yang kompleks yang menggunakan berbagai jenis teknologi pendeteksi untuk menemukan program-program jahat yang masuk kedalam jaringan dan menghentikannya sebelum worm, trojan, virus atau program jahat lainnya dapat merusak sistem.
Bila hanya memasang IDS, sistem pendeteksi gangguan saja, alat tersebut hanya akan memberikan alarm peringatan adanya keanehan/gangguan pada sistem, dan administrator jaringan yang harus menyelidiki code mencurigakan yang dimaksud dan memutuskan tindakan selanjutnya. Bila selain IDS dipasangi juga IPS, maka code jahat yang ditemukan tersebut akan langsung dihentikan secara otomatis.
IDPS melakukan kedua hal tersebut dengan menghentikan koneksi jaringan/user yang menyerang sistem, memblok user accountyang berbahaya, IP address atau atribut lain dari pengaksesan ilegal terhadap server atau aset lain dalam jaringan. Atau dapat pula dengan mematikan seluruh akses ke host, service, aplikasi atau aset-aset lain dalam jaringan.

Beberapa IDPS cukup baik dalam meningkatkan kemampuan pengamanannya melawan serangan berbahaya.
·         menghentikan serangan melalui re-configuring peralatan kontrol keamanan pada network, seperti router dan firewall, untuk memblok akses ilegal.
·         menghentikan serangan melalui pemasangan patch pada host untuk menutup vulnerabilities.
·         menghentikan serangan melalui penghapusan code jahat yang ditemukan seperti men-delete file attachment dalam e-mail.
b.      Memberitahu administrator jaringan tentang adanya gangguan keamanan
IDPS akan memberitahukan administrator jaringan tentang segala sesuatu yang menyangkut pelanggaran peraturan keamanan atau serangan yang terdeteksi.Pemberitahuan tersebut dapat melalui e-mail, web page, pesan dalam monitor IDPS user, perangkap SNMP (Simple Network Management Protokol), pesan syslog, atau program yang dibuat oleh user dan script. Umumnya pemberitahuan berisi data-data penjelasan tentang hal-hal dasar yang terjadi. Informasi yang lebih spesifik dikumpulkan dalam reports.
Jumlah pemberitahuan yang dikirim oleh sistem sangat tergantung seberapa kuat level yang dipasang. Semakin kuat level keamanan yang dipasang maka semakin banyak pemberitahuan yang dikirimkan. Ketelitian pemasangan level keamanan akan sedikit banyak membantu menurunkan jumlah pemberitahuan, dan hanya pemberitahuan tentang gangguan keamanan tertentu saja yang dikirimkan.
c.       Melaksanakan peraturan
Manajemen keamanan informasi yang baik adalah kunci terlaksananya peraturan/regulasi yang dibuat. Dan itu adalah salah satu alasan pentingnya penerapan IDPS, terutama di organisasi yang menjalankan regulasi dengan ketat seperti institusi keuangan atau perusahaan kesehatan.Dengan menerapkan IDPS, sebuah perusahaan dapat mempertahankan akuntabilitasnya, memberikan kejelasan hak akses kepadauser dan memberikan dukungan infrastuktur yang tepat.
d.      Menggalakkan kebijakan keamanan jaringan
Peralatan IDPS tidak hanya melindungi sistem dari penyusup yang bermaksud jahat, tetapi juga melindungi gangguan yang disebabkan oleh kesalahan operasional user atau dari pembalasan dendam karyawan yang frustasi. Dari pengalaman perusahaan-perusahaan dalam beberapa tahun belakangan ini, gangguan keamanan sistem yang disebabkan oleh orang dalam ternyata cukup signifikan.
IDPS dapat dikonfigurasi sebagai alat untuk mengidentifikasi pelanggaran kebijakan keamanan dengan menset-nya seperti sebuahfirewall. Juga dapat diset untuk memantau pengunaan akses yang tidak tepat seperti mentransfer file secara ilegal.
Setting pemantauan user ini perlu diumumkan kepada para users, agar para users mengetahui bahwa setiap penggunaan akses akan dipantau. Hal ini diharapkan meminimalisir keinginan/usaha penyalahgunaan hak akses.
Selain itu IDPS juga dapat menolong administrator untuk memelihara dan mempertajam kebijakan keamanannya. Sebagai contoh, IDPS akan memberitahu administrator jika didalam jaringan terdapat duplikasi setting firewall atau menangkap trafik mencurigakan yang lolos dari firewall.
3.      PENGERTIAN DARI IPS, IDS, MANAGED AUTHENTICATION, CONTENT FILTERING
a.       IPS (Intrusion Prevention System)
IPS adalah suatu system yang digunakan untuk pencegahan serangan, yaitu dengan menyatukan system firewall dan IDS. IPS menggukan signature dari data yang memonitor aktivitas traffic di jaringan, jadi ketika data yang masuk dan keluar sebelum merusak system dilakukan pencegegahan terlebih dahulu.

b.      Intruction Detection System (IDS)
IDS merupakan salah satu pendeteksian yang bekerja dengan cara mendeteksi berdasarkan lalu lintas data yang kemudian mencari keanehan dari lalu lintas data tersebut. IDS juga berguna sebagai pemonitor dan memberi alert atau pemberitahuan ketika terjadi serangan.
c.       Managed Authentication
Perangkat yang mampu memonitor otentikasi yang memastikan identitas pemakai diperbolehkan untuk mengakses system atau aplikasi yang akan digunakan.
d.      Content Filtering
Web content filtering merupakan saringan konten website yang digunakan oleh perorangan, kelompok, maupun organisasi untuk melakukan penyaringan terhadap situs-situs yang tidak diperbolehkan oleh pihak berwenang maupun yang tidak berhubungan dengan tujuan bisnis atau organisasi agar tidak dapat diakses.
4.      SISTEM KERJA IPS, IDS, MANAGED AUTHENTICATION, CONTENT FILTERING
a.       IPS
Ada beberapa metode IPS (Intrusion Prevention System)  melakukan  kebijakan apakah paket data yang lewat layak masuk atau keluar dalam  jaringan tersebut.
·         Signature-based Intrusion Detection System
Pada metode ini, telah tersedia daftar  signature yang dapat digunakan untuk menilai apakah paket yang dikirimkan berbahaya atau tidak. Sebuah paket data akan dibandingkan dengan daftar yang sudah ada. Metode ini akan melindungi sistem dari jenis-jenis serangan yang sudah diketahui sebelumnya. Oleh karena itu, untuk tetap menjaga keamanan sistem jaringan komputer, data signature yang ada harus tetap ter-update.
·         Anomaly-based Intrusion Detection System
Pada metode ini, terlebih dahulu harus melakukan konfigurasi terhadap IDS (Intrusion Detection System) dan IPS (Intrusion Prevention System), sehingga IDS (Intrusion Detection System) dan IPS (Intrusion Prevention System) dapat mengatahui pola paket seperti apa saja yang akan ada pada sebuah sistem jaringan komputer. Sebuah paket anomali adalah paket yang tidak sesuai dengan kebiasaan jaringan komputer tersebut. Apabila IDS (Intrusion Detection System) dan IPS (Intrusion Prevention System) menemukan ada anomali pada paket yang diterima atau dikirimkan, maka IDS (Intrusion Detection System) dan IPS(Intrusion Prevention System) akan memberikan peringatan pada pengelola jaringan (IDS) atau akan menolak paket tersebut untuk diteruskan (IPS). Untuk metode ini, pengelola jaringan harus terus-menerus memberi tahu IDS (Intrusion Detection System ) dan IPS (Intrusion Prevention System) bagaimana lalu lintas data yang normal pada sistem jaringan komputer tersebut, untuk menghindari adanya salah penilaian oleh IDS (Intrusion Detection System) atau IPS (Intrusion Prevention System).
Intrussion prevenstion system mengkombinasikan kemampuan network based IDS dengan kemampuan firewall, sehingga selain mendeteksi adanya penyusup juga bisa menindaklanjuti dengan melakukan pengeblokan terhadap IP yang melakukan serangan. Beberapa IPS opensource yang dikenal




b.      IDS
juga memiliki cara kerja dalam menganalisa apakah paket data yang dianggap sebagai intrusion oleh intruser. Cara kerja IDS () dibagi menjadi dua, yaitu :
*      Knowledge  Based (Misuse Detection )
Knowledge Based pada IDS (Intrusion Detection System) adalah cara kerja IDS(Intrusion Detection System) dengan mengenali adanya penyusupan dengan cara menyadap paket data kemudian membandingkannya dengan database rule pada IDS (Intrusion Detection System) tersebut. Database rule tersebut dapat berisi signature – signature paket serangan. Jika pattern atau pola paket data tersebut terdapat kesamaan dengan rule pada database rule pada IDS (Intrusion Detection System), maka paket data tersebut dianggap sebagai seranganm dan demikian juga sebaliknya, jika paket data tersebut tidak memiliki kesamaan dengan rule pada database rule pada IDS(Intrusion Detection System), maka paket data tersebut tidak akan dianggap serangan.
*      Behavior Based ( Anomaly Based )
Behavior Base adalah cara kerja IDS (Intrusion Detection System) dengan mendeteksi adanya penyusupan dengan mengamati adanya kejanggalan – kejanggalan pada sistem, aatu adanya keanehan dan kejanggalan dari kondiri pada saat sistem normal, sebagai contoh : adanya penggunaan memory yang melonjak secara terus menerus atau terdapatnya koneksi secara paralel dari satu IP dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Kondisi tersebut dianggap kejanggalan yang selanjutnya oleh IDS (Intrusion Detection System) Anomaly Based ini dianggap sebagai serangan.
c.       Managed Authentication
Pengguna dapat membuktikan identitas mereka dengan apa yang mereka ketahui (sandi), apa yang mereka miliki (smart card), dan yang mereka (biometrik). Berikut ini adalah daftar dari tujuh metode otentikasi yang paling umum ditemukan oleh Evidian dalam organisasi.

d.      Content Filtering
Penyaringan konten perangkat lunak serta akses terhadap website yang aman oleh pengguna merupakan penggambaran perangkat lunak yang dirancang untuk membatasi atau mengontrol isi dari website yang diakses oleh pengguna, dan juga ketika membatasi bahan yang disampaikan melalui internet via web, e-mail, atau cara lain.
Kendali konten perangkat lunak nantinya akan menentukan konten apa saja yang tersedia maupun konten-konten yang tidak boleh diakses atau diblokir. Pembatasan tersebut dapat diterapkan di berbagai tingkatan: perorangan, kelompok, sekolah (pendidikan), organisasi, maupun pada penyedia jasa layanan internet (Internet Service Provider).
5.      SISTEM KERJA HOST HARDENING
Sistem kerja dari Host Hardening adalah :
a.       System Penetration
System Penetration adalah suatu metode untuk mengevaluasi keamanan sistem komputer atau jaringan dengan mensimulasikan serangan yang mungkin terjadi dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

b.      Patching

Patch (menambal) adalah melakukan perbaikan terhadap celah keamanan yang ada. Ini dilakukan dengan cara mendeteksi kerusakan yang ada kemudian melakukan perbaikan.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment